BIBLE DEVOTIONS
22 Maret 2025
By Travis Proctor
Perubahan Iklim dan Kiamat
Tema-tema apokaliptik kuno telah memengaruhi diskusi modern tentang perubahan iklim.
Meningkatnya kekhawatiran akan pemanasan global dan ancaman lain terhadap alam telah menyebabkan banyak orang membingkai perubahan lingkungan dalam istilah apokaliptik. Alam yang kita ketahui akan segera berakhir! Peringatan tersebut menggunakan gambaran apokaliptik yang diambil dari teks-teks Alkitab, tetapi beberapa penulis telah menolak interpretasi tersebut.
*Bagaimana gambaran apokaliptik memengaruhi perspektif modern tentang iklim?*
Apokaliptik kuno sering kali meramalkan akhir dunia yang akan segera terjadi. Kiamat menunjukkan tanda-tanda kosmik bahwa akhir ini akan segera terjadi, seperti konflik yang hebat, pergolakan sosial, dan kelainan supernatural (seperti bintang-bintang yang gelap dalam Wahyu 8:12). Narasi apokaliptik juga menampilkan pandangan dualistik, yang berarti narasi tersebut memahami kekuatan baik dan jahat yang didefinisikan dengan jelas dan terkadang membingkai bencana duniawi sebagai manifestasi murka ilahi terhadap rezim jahat saat itu. Banyak kiamat yang melihat lebih jauh dari sekadar krisis yang mengancam untuk membayangkan kelahiran kembali tatanan utopis baru (seperti kedatangan Anak Manusia dalam Mat 24:30).
Unsur-unsur kiamat ini telah muncul dalam berbagai tulisan lingkungan modern. Misalnya, Silent Spring karya Rachel Carson menggambarkan bencana lingkungan dengan menggunakan dualisme apokaliptik. Ia meramalkan bahwa polusi akan segera menyebabkan "mantra jahat" yang menimpa masyarakat duniawi, di mana krisis lingkungan akan mendatangkan bencana alam "dengan sangat cepat." Demikian pula, film thriller bencana populer The Day After Tomorrow (2004) menggambarkan peristiwa cuaca abnormal dalam skenario seperti kiamat, di mana bencana alam seperti hujan es, siklon, banjir, dan badai salju terjadi hampir bersamaan. Para cendekiawan agama seperti Martha Lee juga telah menunjukkan bagaimana Earth First!, sebuah kelompok radikal pencinta lingkungan, membingkai aktivismenya dalam konteks pertempuran apokaliptik dualistik melawan kejahatan industrialisme modern, yang akan menghasilkan munculnya tatanan dunia utopis baru di mana manusia dan alam akan hidup dalam harmoni.
*Bagaimana para pemikir menolak pengaruh ini?*
Beberapa cendekiawan berpendapat bahwa bahasa dan tema apokaliptik dalam media lingkungan memiliki dampak negatif. Sarah King, misalnya, khawatir bahwa ketergantungan yang berlebihan pada literatur apokaliptik dapat membuat pembaca mengharapkan perubahan alam yang nyata dan segera terjadi; pada kenyataannya, dampak perubahan iklim (misalnya, naiknya permukaan laut, perubahan suhu rata-rata) mungkin muncul lebih bertahap dan, setidaknya pada awalnya, sulit untuk diperhatikan. Kesenjangan antara harapan populer dan hasil aktual, pada gilirannya, dapat mengilhami ketidakpercayaan pada ilmu iklim. Lebih jauh lagi, malapetaka dan kesuraman narasi apokaliptik dapat memicu pesimisme iklim, yang melemahkan upaya untuk memperlambat perubahan iklim. Sebaliknya, Martha Lee berpendapat bahwa dualisme baik-vs-jahat yang ditemukan dalam beberapa pemikiran apokaliptik modern dapat mengilhami tindakan kekerasan.
Yang lain mengkritik kiamat alam modern karena secara keliru menyiratkan bahwa kerusakan alam besar hanya akan terjadi di masa depan. Kritikus seperti Wendell Berry berpendapat bahwa perubahan iklim sudah memengaruhi ekosistem alam melalui, misalnya, kepunahan spesies dan perubahan ekosistem. Senada dengan itu, Kathryn Yusoff telah mencatat bahwa berfokus pada perubahan iklim dalam skala global menyingkirkan pandangan minoritas dan komunitas terpinggirkan lainnya, yang telah dihancurkan oleh bencana lingkungan seperti apokaliptik. Menggunakan gambaran apokaliptik untuk menggambarkan krisis semacam ini meremehkan perubahan iklim saat ini yang sudah terjadi dan sedang berlangsung.
Kritik-kritik ini tidak meredam popularitas narasi apokaliptik alam, yang masih ditampilkan dalam media dan percakapan publik tentang perubahan iklim. Lebih jauh lagi, para cendekiawan seperti Amy Patrick dan Jonathan Moo membela kegunaan narasi apokaliptik karena narasi tersebut menekankan potensi perubahan drastis dan abadi pada ekosistem alam dan manusia yang tinggal di dalamnya.
Apa pun nilainya bagi pemikiran dan praktik lingkungan, penggunaan tema apokaliptik dalam narasi lingkungan merupakan contoh mencolok tentang bagaimana motif-motif Alkitab bertahan bahkan di bagian-bagian masyarakat kontemporer yang tampaknya sekuler.


0 Komentar